Landasan Teori Perubahan Wujud Zat
Wujud
zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya
zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud
yang satu ke wujud yang lain.
Wujud
Zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diamil oleh berbagai fase materi
berlainan. Secara historis, perbedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk. Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk
dan volume. Dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan
dengan bentuk wadah tersebut. Sedangkan gas mengembang untuk menempati volume
apa pun yang tersedia.
Perbedaan
antara wujud zat saat ini didasarkan kepada perbedaan dalam hubungan antarmolekul.
Dalam keadaan padatan gaya-gaya intramolekul menjaga molekul-molekul berada
dalam hubungan spesial tetap. Dalam cairan gaya-gaya antar molekul tetap berada
berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam keadaan gas
molekul lebih terpisah dan gaya tarik antar molekul relatif tidak mempengaruhi
gerakannya.
(Goodstein : 10-11)
Beberapa
peristiwa perubahan wujud benda antara lain mencair (melebur), membeku,
menguap, mengembun, dan menyublim.
Suatu
zat berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya kenaikan suhu (panas).
Peristiwa perubahan zat padat menjadi zat cair dinamakan mencair atau melebur.
Perubahan
wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Suatu zat dapat membeku
jika mengalami penurunan suhu yang sangat dingin.
Peristiwa
berubahnya zat cair menjadi gas disebut penguapan. Penguapan terjadi jika ada
kenaikan suhu yang besar. Ada empat cara untuk mempercepat terjadinya
penguapan, yaitu memanaskan, memperluas permukaan, meniup udara di atas
permukaan, dan mengurangi tekanan di atas permukaan. Prinsip penguapan dapat
digunakan sebagai dasar membuat mesin pendingin.
Mengembun
adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair. Jadi, mengembun merupakan
kebalikan dari menguap. Pada saat gas mengembun, gas melepaskan kalor.
Menyublim
adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya
(Budi Wahyono : 41-42)
Perubahan
wujud zat terbagi atas perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika
adalah perubahan suatu zat tanpa menghasilkan zat baru. Perubahan fisika dibagi
beberapa kategori antara lain penguapan yaitu perubahan wujud dari cair menjadi
gas, pengembunan yaitu perubahan wujud dari gas menjadi cair, pembekuan yaitu
perubahan wujud cair menjadi padat, pencairan yaitu perubahan wujud padat menjadi
cair, penyubliman yaitu perubahan wujud padat menjadi gas, dan penghabluran
yaitu perubahan wujud dari gas menjadi padat.
Perubahan
kimia adalah perubahan wujud yang terjadi karena reaksi kimia dan menghasilkan
zat baru yang berbeda dengsn sifat zat asalnya.
(Anton Laseur : 600)
Ada
berbagai istilah dari perubahan wujud zat, baik padat, cair maupun gas. Istilah
tersebut adalah:
1.
Mencair, adalah peristiwa berubah wujud
zat padat menjadi cair. Hal ini bisa kita amati pada peristiwa mencairnya es
batu menjadi cair.
2.
Menguap, adalah peristiwa berubahya
wujud zat cair menjadi gas. Hal ini bisa kita amati ketika kita memasak air.
Jika air telah mencapai titik didihnya (100ᴼC), maka ia akan menjadi uap.
3.
Mengembun adalah peristiwa berubahnya
wujud zat gas menjadi cair. Peristiwa mengembun ini dapat kita amati pada embun
di pagi hari. Embun di pagi hari terjadi akibat udara dingin dan menempel pada
zat padat.
4.
Menyublim, adalah peristiwa berubahnya
zat padat menjadi gas. Peristiwa ini dapat kita amati pada kapur barus yang
didiamkan di udara terbuka. Pada kapur barus yang didiamkan di udara terbuka
tersebut lama kelamaan akan menjadi tipis akibat berubah menjadi gas.
5.
Mengkristal, adalah peristiwa berubahnya
zat gas menjadi padat. Peristiwa ini dapat diamati pada kapur barus yang
dipanaskan dalam suatu wadah tertutup. Pada tutup wadah tersebut juka
dipanaskan akan menghasilkan kristal-kristal kapur barus sebagai akibat dari
penguapan kapur barus yang menempel pada tutup wadah dan membeku setelah
tutupnya didinginkan kembali.
6.
Membeku, adalah peristiwa berubahnya
wujud zat cair menjadi padat. Peristiwa membeku terjadi seperti air yang
dimasukkan ke dalam lemari pendingin (freezer). Pada suhu tertentu, air
tersebut akan membeku.
(Husnul
Yakin : 59-60)
Ketika
air mengalami perubahan wujud maka air tidak mengalami perubahan suhu.
Sedangkan ketika air mengalami perubahan suhu maka air tidak mengalami
perubahan wujud. Dikarenakan hal ini maka kita mengenal dua jenis rumus untuk
menghitung besarnya energi kalor. Energi kalor yang dilambangkan dengan huruf Q
dengan satuan Joule (J).
Q
= m C ∆T (digunakan untuk menghitung
energi kalor pada fase kenaikan suhu)
dimana: m = massa (kg)
C = kalor jenis (J/kgᴼC)
∆T = perubahan suhu (ᴼC)
Kalor
jenis adalah banyaknya kalr yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor
jenis adalah kalorimeter.
Q
= m L (digunakan untuk
menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud)
dimana: m
= massa (kg)
L = kalor laten (J/kg)
Kalor
laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten
ada dua macam Q = m U dan Q = m L. Dengan U adalah kalor uap ((J/kg) dan L
adalah kalor lebur (J/kg).
(Rahadian : 37-39)
Kalor
didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang di miliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit.
Dari
hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda (zat) bergantung pada tiga faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor
jenis), dan perubahan suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
Q
= m C (T1 – T2)
dimana: Q = kalor yang dibutuhkan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor
jenis (J/kgᴼC)
T1 = suhu awal (ᴼC)
T2 = suhu akhir (ᴼC)
(Hadi
: 67)
tdak ada daftar pustakanya
BalasHapusboleh minta daftar pustakanya ?
BalasHapusdak boleh ki
BalasHapusDaftar pustaka nya mana? Boleh minta?
BalasHapusKnp nda ada daftar pustakanya?
BalasHapus